Kisah Pilu Abah Tarya, Rela Kerja Banting Tulang Istri di Kampung Malah Nikah Lagi
Seperti apapun kondisi dan nasib pertemuannya, kalau kedepan bisa
dijalani bersama dengan saling menerima akan berjalan baik. Namun kalau
seperti ini, kira-kira siapa sih yang salah?
Setiap orang akan melakukan berbagai upaya untuk bisa membahagiakan
orang terkasih sebagai bentuk rasa cinta. Namun bagaimana jadinya jika
pengorbanan orang tersebut justru disia-siakan oleh orang yang
dicintainya.
Kisah tersebut dialami oleh Abah Tarya, seorang pekerja buruh bangunan
dan pemulung yang rela merantau jauh dari Cianjur menuju Purwakarta,
Jawa Barat untuk sekedar berjuang demi istri di kampung halaman.
Namun keadaan berkata lain, Ia diceraikan istri untuk menikah dengan
laki laki lain dan Abah Tarya terpaksa kembali ke Purwakarta. Abah Tarya
berbagi pengalaman hidupnya dalam video yang diunggah oleh akun
Facebook Dedi Mulyadi yang pernah menjabat sebagai mantan Bupati
Purwakarta.
Berprofesi Sebagai Pemulung

Dalam unggahan video tersebut terlihat Abah Tarya sedang melakukan
aktivitas memulungnya di sekitar Jalan Raya Subang pada malam hari.
Dengan tangan yang ditahan kain, Abah berusaha tetap bertahan hidup
dengan memilah sampah untuk dijual kembali sebagai modal makan
sehari-hari.
Di video tersebut Abah Tarya dipanggil oleh Dedi Mulyadi yang kebetulan
sedang melintas dan langsung bertanya kepada Abah Tarya terkait
aktivitas dan asal usulnya.
“Aslinya Cianjur, dan tinggalnya di masjid Asyifa BPR, Polres,” ujar Abah Tarya dalam bahasa Sunda.
Berawal Sebagai Pekerja Bangunan

Dalam video tersebut Abah Tarya mencoba menceritakan bagaimana awal mula
Ia bisa sampai di Purwakarta. Sambil memapah tangannya yang cedera,
Abah mengungkapkan jika awalnya Ia merupakan seorang pekerja bangunan
dan sering melaksanakan salat di Masjid Asyifa, yang hingga saat ini ia
pakai sebagai tempat bernaungnya selama di Purwakarta.
“Sejarahnya itu dulu saya pertama kerjanya sebagai buruh bangunan, ngerjain rumah sakit bersalin,” ungkap Abah tarya.
Kecelakaan Kerja

Dalam video berdurasi 4 menit 20 detik itu Abah juga bercerita perihal
awal mula Ia beralih profesi menjadi seorang pemulung. Awalnya ia
mengalami kecelakaan kerja saat jatuh dari sebuah pohon.
Ia terpeleset jatuh dari pohon yang cukup tinggi sehingga menyebabkan
tangannya mengalami cedera dan harus ditahan oleh kain, sehingga tak
mampu kerja bangunan kembali.
“Jadi awalnya saya mengerjakan sesuatu di polres. Jadi saya kecelakaan
saat sedang menaiki sebuah pohon mangga di polres sehingga saya tidak
bisa bekerja bangunan lagi,” cerita Abah Tarya.
Berjuang untuk Istri

Dalam unggahan tersebut Dedi juga menanyakan kenapa dia tidak kembali
pulang ke Cianjur. Abah Tarya kemudian menjelaskan jika Ia sudah coba
untuk pulang ke Cianjur, namun ketika sampai rumah, istrinya sudah tidak
ingin bertemu lagi dengannya sehingga dengan terpaksa Abah pun memilih
kembali ke Purwakarta untuk mengubah nasib menjadi seorang pemulung.
“Saya juga itu pulang ke Cianjur, nah pas pulang di Cianjur tiba tiba istri malah minta cerai,” ungkap Abah Tarya.
Menurut Dedi, tujuan Abah Tarya berkerja di Purwakarta adalah untuk
mengusahakan keluarga terutama sang istri dengan bekerja sebagai buruh
bangunan, namun tiba tiba sang istri Abah meminta cerai karena sang
istri telah menikah lagi dengan laki laki lain.
Kembali Meniti Harapan Di Purwakarta
Dalam curahan hati Abah Tarya, Ia pun terpaksa harus kembali ke
Purwakarta lantaran rumah miliknya yang ditinggali sang istri tidak bisa
ia tinggali lantaran dipakai oleh sang istri bersama suami barunya.
Menurut pengakuan pria paruh baya tersebut, sebenarnya Ia tidak diusir,
daripada menahan malu karena harus tinggal bersama istri dan suami
barunya Ia pun kembali ke Purwakarta.
"Sebenarnya tidak diusir, daripada sekarang tetap malu karena istri
nikah lagi, jadi mending saya Kembali lagi ke Purwakarta," pungkas Abah
Tarya saat ditanya oleh Dedi Mulyadi.
Ia juga menambahkan jika sehari hari penghasilannya hanya sebesar
Rp20-40 ribu per hari sehingga hanya cukup untuk makan sehari hari.